Sabtu, 20 November 2010

GAYA TARI TOPENG MALANGAN

Harian kompas, Februari 1975, memuat suatu artikel berjudul : “YANG MANA TARI INDONESIA”. Artikel yang ditulis oleh Suseno dari Lembaga Penyelidikan Kebudayaan tersebut ada menyinggung soal teori Arah Gerak Tari di Indonesia. Dengan teori Arah Gerak Tari tersebut penulis membagi tiga periode perkembangan tari di Indonesia :
1.Tari gaya jaman Mojopahit, dengan cirri Arah Gerak Tari “Maju”, atau disingkat M.
2.Tari gaya jaman peralihan ke Mataram, dengan cirri Arah Gerak Tari, “maju kanan maju kiri” atau disingkat Ma-Mi.
3.Tari gaya Jawa, dengan cirri Arah Gerak Tari “(ke) sisi kanan-(ke) sisi kiri” atau disingkat Sa-Si.
Menurut koreografinya, para ahli juga membagi jenis tari di Indonesia menjadi Tarian Rakyat, Tarian Klasik, Tarian Kreasi Baru.


Tari Topeng Malangan

a.Ciri Teknisnya
Arah Gerak Tari Topeng Malangan ternyata mengikuti prinsip M. ini Nampak terutama pada cara berjalan (labas), samberan. Berbeda dengan gaya Yogyakarta dan Surakarta dimana prinsip berpijak kaki sangat kuat, maka Tari Topeng Malangan terasa agak ringan, seakan gerakan tubuh dilontar-lontarkan saja oleh pijakan-pijakan kaki meruncing.
Fungsi kaki dalam tari topeng tentulah tidak lepas dari teknis pemakaian topengnya sendiri, yaitu masalah keseimbangan. Karena dituntut keseimbangan itulah pula junjungan-junjungan kaki tidak banyak dilakukan. Namun pada topeng Malangan ini gedrugan-gedrugan pada kaki kanan yang dilengkapi genta-genta kecil (gongseng) amat menentukan ritme music yang dikehendaki bagi tarian yang bersangkutan.
Sikap jari, tangan dan posisi tari wayang topeng berpola jelas walaupun tidak ketat aturan teknisnya. Kelihatan beberapa sikap dan gerak merupakan pola-pola premature dari Tarian Jawa sekarang dan sementara Tarian Bali. Sikap tubuh pada umumnya asal tegak saja, tidak ada gerak tubuh arah kesamping. Gerak leher bebas ekspresif sesuaikan diri dengan ekspresif topeng yang ada

a.Ragam Tari
Berdasarkan karakter tari, pada pokoknya ada tiga ragam karakteristik terdapat pada tari topeng tersebut. Cirri-ciri rupanya merupakan cirri umum tari jawa sebagaimana terlukis pada relief-relief candi abad VII dimana selalu dibedakan oleh volume gerakannya dari :
1.Tari Putra gugahan = dipakai untuk tokoh-tokoh Kertala Udapati, Klana Sabrang, Patih, Bapang, Grebeg sabrang
2.Tari Putra alusan = Lembu Amiluhur, Panji Kudawanengpati, Gunungsari, grebeg Jowo.
3.Tari Putri = dipakai untuk tokoh Ragil Kuning, Dewi Sekartadji, Tamiajeng, Beskalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar