Sabtu, 20 November 2010

MENGENAL SEKILAS KOTA MALANG

Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki kota malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang). Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup dilereng gunung Kawi, Sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Malang merupakan kota sejarah, sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar seperti Tumapel, Kanjuruan, Singosari, Kediri (Dhoho), Mojopahit, Demak dan Mataram. Kerajaan Kanjuruhan yang merupakan salah satu kerajaan terbesar yang berada di kota Malang yang terletak diantara Sungai Brantas dan Sungai Metro didataran yang sekarang bernama Dinoyo, Merjosari, Tlogomas dan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru merupakan kerajaan yang bercorak Hindu.. dalam perjalanannya kerajaan Kanjuruhan mengalami perubahan bunyi menjadi Kanuruhan. Banyak prasasti yang ditemukan di daerah malang yang merupakan wilayah dari Kanuruhan, berikut adalah nama-nama daerah tersebut :


  1. Daerah Balingawan (sekarang desa Mangliawan, kecamatan pakis)
  2. Daerah Turryan (sekarang daerah Turen, kecamatan Turen)
  3. Daerah Tugaran (sekarang Dukuh Tegaron, kelurahan Lesanpuro)
  4. Daerah Kabalon (sekarang Dukuh Kabalon Cemorokandang)
  5. Daerah Panawijyan (sekarang kelurahan Palowijen, kecamatan Blimbing)
  6. Daerah Bunulrejo (yang dulu bukan bernama Desa bunulrejo pada jaman kerajaan kanuruhan)
  7. Daerah-daerah di sekitar Malang Barat seperti : Wurandungan (sekarang Dukuh Kelandungan-Landungsari), Karuman, Merjosari, Dinoyo, Ketawanggede, yang di dalam beberapa prasasti disebut-sebut sebagai daerah tempat gugusan kahyangan (bangunan candi) di dalam wilayah/kota Kanuruhan
   
LAHIRNYA TARI TOPENG

Tari topeng lahir sekitar abad ke XI di jaman kejayaan kerajaan Kahuripan. Pada abad tersebut hingga abad ke XIV, pemerintah kerajaan mengalami perkembangan yang menarik, hal ini membuat kesenian drama Topeng juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Namun pada abad ke XIV dimana kerajaan Majapahit mulai runtuh, kesenian drama Topeng-pun terkena imbasnya, karena dimasa itu drama Topeng hanya dipersembahkan untuk kalangan raja dan para tamunya. Disaat kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, topeng-topeng tersebut dipindahkan ke Kabupaten Malang dan dipelihara oleh bupati I yang bernama Ronggotohjiwo…
Perjalanan topeng tesebut tak berhenti sampai disitu, topeng-topeng tesebut mengalami fase naik turun dalam proses pelestariannya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar