Minggu, 21 November 2010

RAGAM TOPENG


Menurut pendapat salah seorang seniman dari ujung gebang-Susukan-Cirebon, Marsita, kata topeng berasal dari kata” Taweng” yang berarti tertutup atau menutupi. Sedangkan menurut pendapat umum, istilah kata Topeng mengandung pengertian sebagai penutup muka / kedok. 
di Malang sendiri topeng atau tari ropeng memiliki nilai misteri/ spiritual tersendiri. Tari tradisional yang sarat nuansa spiritual itu menggambarkan nilai-nilai kehidupan yang luhur serta nilai-nilai tentang keselarasan hidup dengan alam dan dunia gaib. Wayang topeng Malang adalah sebuah kesenian kuno yang usianya lebih tua dari keberadaan Kota Apel sendiri. Itulah sebabnya, kesenian ini tak dapat dipisahkan dari perjalanan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.
Musik rebab Kedungmonggo, mungkin menjadi sebuah prototipe pedesaan di Malang pada masa silam. Desa dengan nuansa agraris yang hidup dengan tradisi wayang topeng, masih melekat kuat. Tak heran, wayang topeng bagi warga desa ini bukan sekadar sebuah benda seni. Tapi, juga sebuah penghidupan dan keyakinan spiritual. 

Di Kedungmonggo sendiri membuat topeng, menarikan atau menjadi panjak atau penabuh karawitan sekalipun harus dilandasi keyakinan spiritual yang kuat. Pembuatan topeng, misalnya. Dalam proses pembuatannya, kerap diiringi oleh olah batin sang pembuat. Maksudnya, agar topeng yang dihasilkan mempunyai yoni atau kharisma yang kuat. Keyakinan spiritual mereka adalah sebagai penganut piwulang kawruh luhur yakni sebuah aliran kebatinan kejawen yang membuat setiap tahap dalam pembuatan topeng kerap diiringi dengan doa-doa serta kemenyan dan asap dupa. Kegiatan ini bukan sebuah bid`ah. Namun, sekadar sebuah cara untuk menyelaraskan diri dengan kehidupan gaib yang ada di sekitar mereka. Para warga sendiri meyakini saat manusia mati maka roh-roh yang belum bisa bersatu dengan sang pencipta masih bergentayangan di muka bumi. Sebagian roh menitis dan membantu anak-anak keturunan mereka di bumi. Sisanya bergentayangan menempati pohon-pohon atau benda-benda yang dianggap cocok dengan kehidupan gaib mereka. Tak heran, doa-doa pun dipanjatkan dalam setiap tahapan pembuatan topeng.

percaya tak percaya akan hal gaib namun sebuah pesan telah disampaikan yakni tentang nilai-nilai kehidupan yang luhur serta nilai-nilai tentang keselarasan hidup dengan alam dan dunia.
keragaman topeng pun menggambarkan banyak karakter manusia, yang baik ataupun yang buruk/jahat..
Nah sekarang giliran anda ingin memakai "TOPENG" apa...




1 komentar: