Oleh Rudolf Puspa
Teater Keliling - Jakarta
OLAH VOKAL
Vokal sebagai salah satu media pengungkapan
ekspresi aktor, merupakan media penyampai informasi melalui dialog. Informasi
tentang alur cerita, setting peristiwa, karakter tokoh, emosi, kondisi, usia
tokoh dan lainnya. Dan hendaknya tersampaikan secara jelas melalui keterampilan
pemeran dalam menyampaikan dialog.
Pencapaian dalam materi ini adalah menciptakan
aktor dengan perangkat vokalnya yang efektif dan elastis sehingga mampu
menyesuaikan takaran volume suaranya dengan kondisi apapun. Ia juga mampu
menampilkan variasi-variasi suara dengan baik seolah berbicara seperti
kebiasaan sehari-hari, tetapi tanpa kehilangan kesan teaterikal.
Melalui vokal seorang aktor harus mampu menggali
kedalaman karakter tokoh dan nuansa dramatik sehingga mampu menggugah imajinasi
dan empatik penonton.
Vokal (Suara) dan Speech (ucapan) amatlah
penting di dalam sebuah pementasan sebuah drama, karena merupakan bagian dari
isyarat ataupun symbol. Ada kalimat Emosional untuk menyatakan perasaan dan ada
pula kata-kata yang dapat digunakan sebagai senjata mencapai kekuatan.
Speech ada lima :
1.Menyalurkan kata-kata kepada penonton.
2.Memberi arti-arti khusus pada kata-kata tertentu melalui odulasi suara.
3.Memuat informasi tentang sifat dan perasaaan –
pemeranan misal: Tentang umur, kedudukan social, jabatan, kegembiraan, putus
asa, kemarahan.
4.Mengendalikan perasaan penonton.
5.Melengkapi variasi.
I.
LATIHAN PERNAFASAN.
Dalam olah vokal, teknik pernapasan adalah sesuatu yang penting karena
merupakan sumber tenaga penggerak atau penggetar pita suara kita. Latihan
pernapasan kita menjadi stabil dan efektif dalam menunjang pembentukan
suara.
a.
Pernapasan Diafragma
Posisi diafragma adalah diantara
rongga dada dan rongga perut. Pernapasan melalui diafragma inilah yang
dirasakan menguntungkan dalam berolah
vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan pernapasan dan
peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah pada saat kita menahan napas otot-otot
diafragma tersebut tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah
badan kita yakni ulu hati.
Pernapasan ini sangat baik dalam usaha
menghimpun “tenaga dalam” yang mengolah vibrasi, karena pernapasan diafragma
akan memudahkan kita dalam mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih pernapasan banyak ragam dan
caranya. Latihan pernapasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari
cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau berenang sekalipun.
Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan untuk tujuan pernapasan
dalam pemeranan (acting), yaitu:
Latihan 1 :
-
Berbaring rata di lantai dan bernapaslah pada posisi tersebut, rasakan tubuh
betul-betul rileks.
-
Berbaring dilantai, rasakan daya beratnya, pusatkan rasa kearah telapak kaki
kita, ke ujung-ujung jari, rasakan seluruh pergelangan kaki terlepas.
- Rasakan
seluruh nadi terisi udara, engsel-engsel lutut pun terisi udara biarkanlah
tulang paha kita rileks sehingga daging dan otot-otot menjadi satu dengan
tulang-tulang.
-
Rasakan sendi-sendi pinggang dan tulang paha berisi udara sehingga seluruh
tubuh tidak lagi memberatkan kaki.
-
Biarkan otot punggung dan perut kita meleleh seperti air, biarkan punggung
rileks dan tidak usah memaksakan tulang punggung menjadi rata, biarkan
otot-otot seluruh tubuh dan kepala sampai rahang di samping telinga kita rileks
hingga gigi kita tidak terkunci juga lidah tidak lengket pada bagian atas
mulut, rahang menjadi seperti jatuh demikian juga dengan lidah yang tidak
saling menyentuh.
-
Biarkan wajah kita terasa berat pada tulang tulang wajah, biarkan pipi, bibir,
pelupuk mata seluruhnya rileks.
-
Rasakan tubuh kita di lantai melorot rileks tariklah napas secara penuh untuk
merasakan sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh kita saat di lantai akibat
pernapasan yang alami itu. Ulangi itu terus menerus dengan intens.
Latihan 2 :
-
Tariklah napas secara mendalam tanpa paksaan, kedua tangan di pundak untuk
merasakan dorongan napas pada diafragma.
- Pada
saat udara masuk ke dalam tubuh dan terhisap oleh mulut atau hidung, masuk ke
pusat dan keluar kembali, selalu rasakan kehangatan udara di dalam tubuh dan
dinginnya udara yang kita hisap tersebut.
- Pada
saat merasakan udara yang masuk kedalam tubuh senantiasa melakukan penghayatan
pada udara tersebut, rasakan rasa lega yang mendalam di dalam tubuh lalu
hayatilah udara turun keperut dengan emosi yang selalu terjaga (konsentrasi).
- Pada
tahap ini lakukan latihan dengan menahan napas sambil berjalan, berlari ini
dilakukan berulang kali.
- Bernapas
di dalam air, dengan menahan beberapa saat lalu di hembuskan dengan melalui
teriakan
- Latihanlah
yang intensif, emosi terjaga, selalu merasakan bahwa saat latihan kita adalah
bagian alam semesta ini.
- Hal
yang paling penting adalah menghindari ketegangan-ketegangan, biarkan
seluruhnya bergerak secara alami dan teratur.
II.
OLAH VOKAL.
1.Pengucapan
Untuk dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan
kelenturan alat-alat pengucapan. Artikulasi yang baik, akan dapat dicapai
dengan menempatkan posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga efektif
dan terkontrol.
Alat-alat tersebut antara lain:
1.Bibir
Sangat berperan dalam membentuk huruf-huruf hidup
dan huruf M-B-P. Latihan dengan membentuk mulut dengan ruang gerak yang
maksimal, otot bibir berulang membentuk bunyi A-I-U-E-O. Pada saat menyuarakan
huruf u bibir dibentuk mengkerucut tarik semaksimal mungkin kedepan. Pada
bentuk O, bibir membuat bulatan dan jangan lupa tarik bibir kearah depan tetap
diperhatikan. Pada bunyi A, bibir seolah pada posisi menguap membentuk lonjong
maksimal. Pada bentuk bunyi I, bibir seolah ditarik pipi ke samping sehingga
mulut nampak pipih.
Lakukan latihan ini berulang-ulang mulai dengan
tempo membentuk lambang-lambang bunyi, percepatan temponya semakin cepat dan
cepat lagi. Lakukan latihan dengan menyuarakan gabungan huruf mati dengan huruf
diatas, menjadi MA-BA-PA, MI-BI-PI, MU-BU-PU. ME-BE-PE, MO-BO-PO berulang-ulang
dari lambat ke sedang dan cepat. Lakukan juga dengan huruf mati yang lain.
Lakukan dengan diiringi latihan pernapasan.
2.Lidah
Lidah sangat berperan dalam membentuk bunyi
huruf-huruf mati seperti C-D-L-N-R-S-T dan lainnya. Lidah yang lincah akan
dapat menentukan pembentukan lafal yang baik, tepat dan jelas. Latihan-latihan
dimaksud untuk mencapai tingkat kelenturan sehingga lidah tidak saja lemas dan
lincah tetapi juga mempunyai kekekuatan untuk melatih seseorang yang mengalami
kesulitan dalam membentuk bunyi R dan T.
Latihan lidah:
- Menjulurkan dan menarik lidah berulang-ulang
- Menjulurkan dan menarik ke atas => bawah, samping
kanan => kiri dan kemudian menjulurkannya untuk membuat gerakan berupa
lingkaran.
- Tempelkan ujung pada gigi seriatas lalu dorong lidah
keluar, tempelkan ujung lidah pada gigi seri bawah lalu doronglah lidah keluar,
lakukan berulang-ulang.
- Tutup mulut lalu bunyikan Bberrrrrrrrrrrrrrr, Trerrrrrrrrrrrr.
3.Rahang
Latihan membantu pembentukan rongga mulut.
- Tutup dan buka mulut selebar mungkin, berulang-ulang.
- Doronglah rahang bawah ke muka lalu buka ke bawah
lalu tarik kea rah dalam/ leher lalu tutup mulut, rahang rapat, dorong ke muka
kembali dan lakukan seterusnya berulang-ulang semakin cepat.
- Gerakan rahang bawah ke kanan dan kiri.
- Buat lingkaran dengan rahang arah bergantian ke kanan dan ke kiri.
- Ucapkan dalam satu helaan napas bunyi: wawawawawawawawa,
yayayayayayayayayaya
4.Langit-langit
Terdiri dari langit-langit keras dan
langit-langit lunak, merupakan bagian penting dalam pembentukan suara maupun
pengucapan. Selain itu, langit-langit berperan juga sebagai dinding resonator
pada rongga mulut.
Latihan:
- Tutup mulut berbuatlah seakan-akan anda sedang
berkumur, buka rahang bawah tetapi bibir tetap rapat, tekan langit-langit ke
atas dan ke bawah pula.
- Tutup mulut dalam keadaan rapat, kemudian lakukan
seolah anda mengucapkan bunyi M, B, K, N, NG, D, dan lainnya. Saat melakukan
ini dapat dirasakan langit-langit bergerak ke atas dan ke bawah.
Setelah seluruh peralatan pernapasan dan peralatan pengucapan kita latih
dengan baik, barulah kita mencoba dengan membaca dialog.
Bacalah dengan volume yang sedang dan rasakan
pula dorongan napas diafragma, arahkan pembentukan suara ke resonator yang
dirasakan paling tepat. Misalnya ke rongga resonator dada, mulut atau hidung.
2.latihan speech (ucapan)
a.Diksi
Ucapan, lafal, menentukan suara yang harus
dipergunakan. Diksi, lagu (gaya) berkata, memberi kualitas kejelasan suara dari
sebuah kata yang diucapkan. Latih agar dapat membedakan dengan jelas membedakan
antara huruf-huruf p dengan b, t dengan d, k dengan g.
Cobalah :
1. p—– p—– p——
pp—- pp—- pp—–
ppp– ppp– ppp—-
pppp- pppp- pppp–
ppppp bbbbb ppppp
2. b—– b—– b——
bb—- bb—- bb—–
bbb– bbb– bbb—-
bbbb- bbbb- bbbb–
bbbbb ppppp bbbbb
(tanda garis hubung merupakan ketukan jarak)
Ulang-ulangilah latihan ini. Akan sangat efektif bila dilakukan secara
rutin tiap pagi atau sore. Tidak usah lama. Cukup barang sepuluh atau lima
belas menit saja.
Coba pula pada huruf-huruf yang lain dengan cara
yang sama, hingga semua dapat jelas terbedakan. Gerakan bibir merupakan sesuatu
yang amat penting bagi pengucapan yang jelas. Untuk memperoleh hal itu maka
gerakan bibir sebanyak mungkin. Aktifkan gerakan bibir.
b.Artikulasi
Yang dimaksud
dengan artikulasi pada teater adalah pengucapan kata melalui mulut agar
terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga
pendengar/penonton dapat mengerti pada kata‑kata yang diucapkan.
Pada pengertian
artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya
artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
Cacat
artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap
atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya ‘r’, dan
sebagainya.
Artikulasi
jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu‑waktu.
Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
o Kehormatan
menjadi kormatan
o Menyambung
menjadi mengambung, dan sebagainya.
Artikulasi jelek
disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup,
dan sebagainya.
Artikulasi tak
tentu : hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat, seolah‑olah
kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk
mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan
Mengucapkan
alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan
setiap huruf dengan nada‑nada tinggi, rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga
ucapkanlah dengan berbisik.
Variasikan
dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
Membaca kalimat
dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.
b. Getikulasi.
Getikulasi
adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau
kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, getikulasi pun
merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda.
Getikulasi tidak
disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat
kadang‑kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata “Pergi !!!!” dengan
kalimat “Angkat kaki dari sini !!!”. Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah
dialog yang berbentuk “Lalu ?” , “Kenapa ?” atau “Tidak !” dan sebagainya.
Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah
dialog.
Getikulasi harus
dilakukan sebab kata‑kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah
dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: “Tuan kelewatan. Pergi!”.
Antara “Tuan kelewatan” dan “Pergi” harus dilakukan pemenggalan karena antara
keduanya memiliki maksud yang berbeda.
Hal ini
dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata. Misalnya “Tuan
kelewatan”……. (mendapat tekanan), “Pergi….” (mendapat tekanan).
d.Intonasi.
Seandainya pada
dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa
monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan‑tekanan
yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi,
terdapat tiga macam, yaitu :
Tekanan Dinamik
(keras‑lemah)
Ucapkanlah
dialog pada naskah dengan melakukan penekanan‑penekanan pada setiap kata yang
memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat “Saya membeli pensil ini”
Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda.
- SAYA membeli
pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
- Saya MEMBELI
pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
- Saya membeli
PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
Tekanan nada
(tinggi)
Cobalah
mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan
seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog
dengan Suara yang naik turun dan berubah‑ubah. Jadi yang dimaksud dengan
tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata.
Tekanan Tempo
Tekanan tempo
adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering
dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya
cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda‑beda. Lambat atau cepat silih
berganti.
Warna suara
Hampir setiap
orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi
warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan
seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak
gadisnya. Apalagi antara laki‑laki dengan perempuan, akan sangat jelas
perbedaan warna suaranya.
Jadi jelaslah
bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus
memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga
warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah‑rubah warna suara dengan
menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dsb.
3.Bentuk Ucapan
Suatu ucapan Panjang atau pendek umumnya
membangun klimaks, maka dari permulaan dibangunlah : (1) volume, (2) intensitas
emosi, (3) variasi, (4) jarak, kecepatan.
Membangun satu unsur dari keempat unsur di atas secara
teknis amatlah sulit. Biasanya baik membangun dengan satu unsur, lalu beralih
pada yang lain, atau membangun dalam dua atau tiga unsur sekaligus.
4.Memuncak
Bila dua pemain atau lebih harus bersama-sama
membangun satu reka-rekaan yang disebut topping, memuncak, dipergunakan, maka
tiap pemain berkata pada satu titik tinggi dalam volume, jarak, dan sebagainya
dari kata terakhir pemain sebelumnya. Ini mungkin efektif. Tapi menuntut
latihan, sebab pembangunan cenderung untuk meninggi begitu cepat hingga ucapan
ketiga. Maka satu penanjakan lagi sudah tidak mungkin.
5.Pembentukan Suara
Napas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan
pita suara, dan karena getaran itu timbulah suara. Namun demikian suara
tersebut baru akan terdengar baik bilamana telah beresonansi pada salah satu
resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada.
Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka
suara yang diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik
melebar kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar ‘cempreng’. Seorang
aktor harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture
dan warna suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang aktor juga harus bisa mengolah beberapa warna
vokal sesuai tuntutan skenario, seperti:
- Menaikkan dan menurunkan volume suara.
- Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.
- Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan 1:
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara angin itu
sendiri, rasakan efek napas tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan
pembentukannya.
- Tariklah napas dan keluarkan dengan suara seperti
seolah sedang berbisik, rasakan bagaimana kandungan napas dan suara yang
keluar.
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang
berkaki empat (bayangkan harimau, gajah, anjing, kucing dan lain sebagainya).
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara jenis
unggas (bayangkan menjadi burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).
Latihan 2 :
- Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.
- Cobalah berdialog improvisasi apa saja keluar dari mulut.
- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan
bertahap lewat vibrasi yang volumenya di tambah.
- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku
perannya (how old I am: rasakan sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik
suara).
- Cobalah acting dengan teks.
- Hindari ketegangan-ketegangan.
6.Stimulasi atas Suara
Setiap aktor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya
atau bahkan dengan teks itu ia boleh berteriak.Latihan ini
dilakukan secara serempak. Setelah latihan ini selesai, maka dilakukan hanya
dengan empat orang . Satu orang di tengah-tengah. Tiap aktor membaca bergantian
tiap kalimat dengan suara yang secara berangsur-angsur ditambah volumenya.
Selama latihan pikiran harus dikosongkan. Membaca teks tanpa berpikir dan
tanpa pause.
Suara dilatih, secara berurutan:
1.Suara kepala (menghadap kelangit-langit).
2.Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)
3.Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).
4.Suara dada (diproyeksi di depan aktor)
5.Suara perut (menghadap kelantai)
Suara keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas
aktor).
The small of the back (menghadap ke dinding di samping aktor).
Bagian lumbar (menghadap kelantai, dinding dan ruang
disampingnya)
Ritme latihan sangat cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya
untuk latihan vokal saja. Suara
relax dari improvisasi percakapan
dengan tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. echo harus selalu ditangkap.
7.Latihan “Macan”
Latihan ini untuk membuat si aktor secara penuh tampil dan dalam waktu yang
bersamaan, menyusun suara parau dalam akting. Salah seorang memainkan
seekor macan yang sedang menyerang mangsanya. Yang lain bereaksi, meraung
seperti macan.
Itu bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan
mempertahankan terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini. Latihan
vokal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan, melompat dan
mencakar-cakar.
Diperlukan waktu jeda untuk “vokal relaxation” karena sangat penting ,
terutama bagi mereka yang berlatih untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara
belum terbiasa digunakan dengan cara ini.
8.Latihan “King-kong”
Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” dan “kong”
pada nada yang sangat tinggi dan tempo yang sangat cepat, dengan seluruh
rentetan variasi dari nada rendah ke nada tinggi.
Setelah kira-kira lima menit, akan mencapai skala vokal yang tinggi dan nampak sebagai
sesuatu yang baru.
9.Latihan “La-La”
Latihan dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian
merebahkan diri, terlentang di atas
lantai. Lalu “la-la” di ulang dengan menghadap ke langit-langit, dinding dan
lantai sebagai alternatip suara kepala, perut dan diafragma. Longgarkan perut
dan mendorong resonator yang terletak di perut. Setelah latihan ini, tetap
terlentang di atas lantai untuk beberapa saat, istirahat secara penuh.
10.Latihan kucing
Meong kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:
a.Intonasi
b.nuansa-nuansa
c.pitch
Karena pemain drama memiliki daya kreatifitas yang tinggi maka dalam hal
mengolah setiap bentuk latihan vokal dna pernafasan tentu akan mampu
mengembangkan sendiri tehnik2nya yang barangkali lebih praktis dengan hasil
lebih maksimal. Melalui disiplin latihan pribadi pasti akan melahirkan tehnik
tehnik baru dan setrusnya akan menemukan lagi dan lagi.
Perlu disadari bahwa hubungan antara penonton dan aktor adalah penting. Maka
“Inti teater adalah aktor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat ciptakan
di panggung”.
TEATER
KELILING
1976.
Terimakasih kepada penulis, sangat lengkap uraiannya.
BalasHapusTerima kasih,sangat bermanfaat ulasannya
BalasHapusWarna tulisan text dg backgroundnya terlalu kontras
BalasHapusCukup membantu... terimakasih penulis 😊😊
BalasHapusBagus banget. Saya pecinta teater, pernah main teater. Sekarang perlu teknik ini untuk melatih murid murid sya. Saya rujuk ya bang. Terimakasih.
BalasHapusKami PT. Perkasa Multindo Sejahtera bergerak dibidang jual dan sewa partisi pameran yang biasanya digunakan untuk event pameran, meeting, seminar, wedding, dll. Diantaranya kami menjual dan menyewakan stand pameran, panel photo, sekat ruangan, backdrop, fitting room, ticket box, meja r8, booth custom, booth pameran, booth portable, material r8 seperti post, beam, partisi laminasi atau triplek laminasi, klik insert, kunci L, dll. Bahan yang kami gunakan terbuat dari alumunium dan partisi laminasi atau triplek laminasi.
BalasHapusSalah satunya kami menjual dan menyewakan panel photo yang biasanya digunakan untuk pameran foto, lukisan, poster, dll. Tersedia ukuran tinggi 2,5m dan lebar 1m. Tersedia warna hitam dan putih. Tersedia 1 sisi dan 2 sisi. Untuk layout bisa disesuikan dengan keinginan anda yang diantaranya adalah tunggal, gandeng atau lurus, zig zag, bentuk X, bentuk L, dll. Kami menerima pesanan di area Jabodetabek dan luar Jabodetabek.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Telp/WA : 081996000567 (Lina)
Office : Ruko Cendana Raya No.15A Bencongan Indah Karawci Tangerang
Website : http://www.panelphotojakarta.com/
PANEL PHOTO | PARTISI PAMERAN | PARTISI R8 | PANEL PHOTO JAKARTA | SEWA PANEL PHOTO | SEWA PANEL PHOTO PUTIH | SEWA PANEL PHOTO HITAM | SEWA PANEL PHOTO PARTISI | SEWA PANEL PHOTO MURAH | PANEL PHOTO MURAH | JUAL PANEL PHOTO | JUAL PANEL PHOTO PUTIH | JUAL PANEL PHOTO HITAM | JUAL PANEL PHOTO PARTISI | JUAL PANEL PHOTO MURAH | PANEL PHOTO PARTISI | PANEL PHOTO R8 | PANEL PHOTO TRIPLEK | HARGA PANEL PHOTO | SEWA PANEL PHOTO JAKARTA | JUAL PANEL PHOTO JAKARTA | SEWA PANEL PHOTO TANGERANG | JUAL PANEL PHOTO TANGERANG | SEWA PANEL PHOTO BOGOR | JUAL PANEL PHOTO BOGOR | JUAL PANEL PHOTO DEPOK | SEWA PANEL PHOTO DEPOK | JUAL PANEL PHOTO BEKASI | JUAL PANEL PHOTO BEKASI | SEWA PANEL PHOTO BANDUNG | JUAL PANEL PHOTO BANDUNG | PANEL PHOTO SURABAYA | PANEL PHOTO CIREBON | PANEL PHOTO KALIMANTAN | PANEL PHOTO SEMARANG | PANEL PHOTO YOGYAKARTA | PANEL PHOTO LAMPUNG | PANEL PHOTO KARAWANG | PANEL PHOTO SERANG | PANEL PHOTO PURWAKARTA | PANEL PHOTO BALI | PANEL PHOTO MEDAN | PANEL PHOTO PALEMBANG | PANEL PHOTO JAMBI | PANEL PHOTO ACEH | PANEL PHOTO SOLO | PANEL PHOTO TE