Jumat, 30 Mei 2014

Tari Topeng Malang Sebagai Media Pembelajaran




                                                   Tari Topeng Malang Sebagai
                                         Media Pembelajaran Generasi Bangsa


Oleh : Chattam Amat Redjo


            Tari Topeng Malang adalah bagian dari seni pertunjukan Wayang Topeng Malang ( WTM ), yang oleh kalangan Akademisi sering disebut drama Tari Topeng. Disebut drama tari, karena penyajiannya menggunakan gerak tari. Disebut wayang topeng karena dialognya dibawakan oleh seorang dalang.
Seni pertunjukan WTM diiringi musik gamelan Jawa berlaras pelog. Sedang ceritanya membawakan cerita siklus Panji. Perlu diketahui bahwa cerita Panji merupakan asli karya pujangga Indonesia yang berkembang pada masa zaman Majapahit.

            Tari Topeng Malang telah banyak dipelajari orang baik di daerah sendiri maupun daerah lain. Mulai individu-individu, sanggar tari dan karawitan, di sekolah SD, SMP, SMA, sampai di Perguruan Tinggi seperti di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya. Di Universitas Negeri Surabaya, Tari topeng Malang menjadi salah satu mata kuliah wajib pada jurusan tari. Di Universitas Negeri Malang menjadi mata kuliah pokok pada program study tari dan musik Fakultas Sastra.

            Namun Demikian untuk disekolah baru jam extra serta masih bersifat ketrampilan yang kadang hanya untuk memenuhi kebutuhan pentas. Hal penting yang memprihatinkan pesertanya kebanyakan siswa putri,................prianya kemana..????? Dengan berbagai alasan kesimpulannya siswa pria tidak tertarik karena sulit, tarian yang dengan iringan gamelan itu kuno. Dan lebih parah lagi belajar tari etnik/tradisi itu banyak yang takut menjadi banci, karena tidak energik. Ini adalah persepsi keliru karena tidak tahu, walau keliru kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka, tanpa memberi informasi yang kongkrit/nyata. Karena mereka tidak pernah mendapat apresiasi yang jelas. Dan anehnya mereka juga tak ada yang berfikir kritis seperti generasi negara negara maju yang selalu terusik untuk mencari tahu.

            Untuk ini menurut saya bukan hanya sayangnya, tetapi lebih pada kasihannya mereka mereka amat bangga kalau meniru barang import milik bangsa lain. Masalahnya bukan boleh atau tidak, tertutup atau terbuka didalam pergaulan dunia. Karena arus global yang menggunakan teknologi komunikasi canggih hampir tidak ada celah yang tidak teraliri. Pertanyaan saya sederhana : Kapan pelajar Malang bisa memanfaatkan alat tersebut untuk menarikan tari topeng Malang secara baik dan benar melalui seleksi uji kompetensi.? Masukan di google agar bisa diakses kemana mana. Sebab kalau yang menari Pak Chattam sendiri itu bukan hal yang aneh, tapi kalau itu dilakukan oleh generasi muda yang hidup berbuat nyata pada jamannya itu baru kebanggaan bersama.

           

           


            Untuk ini dalam pelaksanaan Otoda, Pemerintah/Dinas Pendidikan seharusnya cerdas dan tanggap janganlah anak anak kita, generasi kita secara tidak sadar atau bahkan secara sadar dikorbankan begitu saja dengan menjadi agen agen penjajahan buday dari bangsa lain. Inilah satu diantara yang berkaitan dengan judul tulisan ini, jadi pemikiran dan perenungan kritis dari hasil pembelajaran seni tari khususnya, kesenian pada umumnya hendaknya dapat menyadarkan generasi kita untuk aktif, reaktif dan kreatif. Dimana posisi saudara pada pergaulan dunia..??

            Maka bagi mereka siswa pria apabila belajar tari Topeng Malang takut menjadi banci justru kebalik, karena Tari Topeng Malang kebanyakan berkarakter gagah, jangan jangan malah takut jadi lelaki sejati?? masalahnya banyak siswa putri yang belajar dan berusaha bisa gagah. Tentu saja menurut kodratnya tidak bisa seratus persen, tetapi ada yang bisa gagah dan mengerti serta memahami bahwa belajar tari tidak hanya untuk pentas tetapi terdapat pengetahuan yang lani. Putri saja banyak yang bisa menari putra. Kenapa justru yang pria malah takut, Ada apa.???

            Kalau alasannya kuno, tradisional, lokal, tidak kota, tidak metropolitan, bukan modern. Pertanyaanya saudara sudah bisa bikin apa, yang mana karya saudara..?? Jangan hanya modern duplikat, foto copy, hal itu sah sah saja, tetapi yang bener aja. Karena sesungguhnya kekayaan itu kita punya. Sebagai putra daerah, saudara akan menawarkan apa kepada orang lain? Kapan para prlajar di Malang betul betul kompeten menarikan tarian daerahnya sendiri seperti teman temanmu dari : Aceh, Betawi. Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Ponorogo, Banyuwangi, Madura Sumenep, Bali danyang lain lain.

            Kita tidak akan lupa ketika kasus Reog Ponorogo diklaim Malysia banyak orang marah. Andai kasus itu menimpa Tari Topeng Malang apa yang akan dilakukan.? Marah !!!. Untuk apa marah, kenal saja tidak, yang paling baik apa yang harus dilakukan...................??? silahkan menjawab............

            Coba renungkan, pada pelaksanaan Otoda daerah yang tidak memiliki kesenian etnik berusaha mencari sumber sejarah lama untuk dapatnya menemukan kearifan lokal, hampir setiap daerah menggali keunggulanya sendiri sendiri
Untuk itu daerah Malang memiliki kekayaan itu, hanya masalahnya untuk apa? Silahkaan........

            Keberadaan Tari Topeng Malang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Kita wajib bersyukur hingga sekarang kita masih dapat mempelajari. Karena dukungan lembaga adat maka sampai sekarang masih lestari.







Kelestariannya itu melalui proses penularan secara konstusional, yaitu car belajar dengan menirukan dari generasi ke generasi secara turun temurun. Cara seperti itu dinamakan meguru atau nyantrik dengan dilakukan secara berulang ulang dengan waktu yang bertahun tahun, dengan disertai perenungan yang dalam yang meresap sampai ke jiwa. Dari sini kemudian lahirlah penari penari handal berkualitas, spesialisasi menurut kemantapan pribadi pribadi. Proses konvensional ini sehingga dapat memperpanjang usia kelestariannya.

Seiring kemajuan dunia pendidikan Tari Topeng Malang pada pembicaraan kali ini dicoba difungsikan sebagai media belajar. Dari sini akan diawali dengan sebuah pertanyaan, Tari itu apa..?? Tari adalah aktivitas gerak yang dilakukan anggota badan manusia, berirama, berjiwa serta ada unsur harmoni. Yang di dalamnya terdapat nilai nilai etika-estetika, mentalitas, moralitas serta spiritualitas. Untuk mempelajari diperlukan : Disiplin, ketekunan, kesabaran, keikhlasan, kejujuran dan keberanian. Dalam Forum seperti ini saya sering bertanya dalam bahasa Jawa:  Seni tradisi iku opo biso gawe ndandani barang rusak...??? Nek gak biso kenek opo....??? nek biso yok opo...???




                                                                    Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar