Bicara budaya kita diajak untuk
mengerti menuju Kesadaran agar tercapai Pencerahan, di Nusantara ini beragam
budaya yang ada, kelihatannya sudah tidak banyak yang Mengerti/ atau memang ada
upaya untuk mentabukan mengerti Budaya Lokal. Bila tataran mengerti saja sudah
di abaikan bagaimana kita bisa masuk pada Kesadaran apa lagi tataran
Penyerahan. Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang mau mengerti akar budaya
lokalnya.
Disinilah kita diajak untuk mengerti persoalan
hilangnya budaya lokal, Seharusnya
dimana tempat kita berpijak disitu Langit di junjung. Kita sebagai pemilik tidak pernah ikut
Handerbeni (memiliki), maka jangan disalahkan bila budaya kita dipakai oleh
Bangsa lahn.
Di Nusantara ini tanggung jawab budaya
terletak pada mereka yang masih mau mengakui sebagai Anak Republik, kaitannya
pun cukup Komplek. Saat ini sudah luntur pondasi yang diletakan oleh Nenek
Moyang kita.
Kita adalah masyarakat Agraris , Kita adalah
Bangsa Maritim. Masihkah ini ada pada dada kita masing-masing ? mari kita
renungkan bersama.
Kaitanya dengan media baik itu ; Elektronik,
Cetak dll.
Bagaimana
Senetron kita saat ini, berita dimedia cetak pun tidak banyak yang mengekspos
tentang keluhuran Nilai Budaya itu sendiri.
Pengusaha : tidak banyak berimbang
antara kebutuhan Komersial & menjaga nilai-nilai Luhur budaya lokal.
Nenek
Moyang kita sangat memperhatikan , menjaga & melestarikan budaya ini. Contoh soal : Air; AIR merupakan unsur Hidup dari semua yang
tercipta, sehingga para PINISUPUH selalu mengkeramatkan Sumber –sumber mata air
dengan memberikan dokma-dokma agar kita tidak melakukan hal-hal yang merusak
ekosistim itu. Air diambil ditaruh Gentong yang terbuat dari Tanah Liat maka
terjadilah unsur kehidupan untuk membentuk Filter agar air menjadi bersih dari
pulutan-pulatan unsur air yang ada. Setelah itu diambil ditaruh Kendi serta di
taruh diluar rumah mulai jam 07 pagi s/d
07 pagi berikutnya agar memperoleh Ultra Fiolet & Energi embun malam hari.
Demikian juga minumnya langsung dijatuhkan ke Mulut untuk membuat Oksigen.
(tidak dituang dalam gelas)
Karena
keluguan mereka, tidak bisa menjabarkan Filosofi/ makna dibalik pola kehidupan
dari cara keseharian memanfatkan Air tersebut. Bangsa yang lain lah yang memanfaatkan
kelemahan keluguan dari Nusantara ini. Contoh yang dekat : di Lawang ada mata
air Polaman, pada tahun 1965. sy diajak berkemah di daerah tersebut. Ternyata
di air yang murni belum terkontaminasi dengan pulutan, terdapat ikan-ikan yang
bening(kaca) kelihatan tulangnya. Disini sy juga melihat kecanggihan bangsa
lain. Di sebelah Timur dari mata air tersebut terdapat Kolam Renang yang
letaknya berada di tengah-tengah sawah dengan jalan setapak. Bergeser ketimur
lagi ada Jl. Sumeberwaras, (air kesembuhan) di sini terdapat kolam renang yang
pada akhirnya dilirik oleh Bangsa lain & diproduksi menjadi Air Infus.
(Otsuka)
Untuk
lebih mengerti tentang Air bisa kita bahas lain kali, kaitanya
dengan taradisi Lokal :
Serat sekali Filosofi-filosofi Pendidikan , Etika, Moral. Maka Bangsa Nusantara ini di kenal dengan Bangsa yang Ramah murah senyum, halus (andap asor) di Era sekarang masih adakah Karakter Bluding ini pada Anak Bangsa ?
Serat sekali Filosofi-filosofi Pendidikan , Etika, Moral. Maka Bangsa Nusantara ini di kenal dengan Bangsa yang Ramah murah senyum, halus (andap asor) di Era sekarang masih adakah Karakter Bluding ini pada Anak Bangsa ?
Saya kira diantara kita sdh banyak yang tidak tahu tentang sentuhan/
melihat Seni Tardisional yang ada di wilayah kita masing-masing dengan keaneka
ragamannya. : Ketoprak, Ludruk, Topeng Dalang, Jaranan, Mocopatan, Wayang Kulit
Malangan, Tayub dll. Yang berbentuk seni pertunjukan, belum yang lain Seni
Kerajinan Tradisional dll.
Semua
ini sangat diminati oleh Bangsa lain….
Disinilah saya mengajak semua saudara saya yang ada disini untuk merasa ikut memiliki (disini difinisi Mengerti ditrapkan), serta bagaimana usaha kita bersama untuk melestarikan (Kesadaran) & pada akhirnya menjadi Tuan rumah di rumah sendiri.
Melihat fenomena saat ini kita bagian dari Budaya ini bukan pemilik Tanah & Rumah Nusantara ini. Banyak yang sudah mengetrapkan budaya-budaya bangsa lain di Negri ini maka terjadilah Pembunuhan Karakter pada Budaya Lokal.
Disinilah saya mengajak semua saudara saya yang ada disini untuk merasa ikut memiliki (disini difinisi Mengerti ditrapkan), serta bagaimana usaha kita bersama untuk melestarikan (Kesadaran) & pada akhirnya menjadi Tuan rumah di rumah sendiri.
Melihat fenomena saat ini kita bagian dari Budaya ini bukan pemilik Tanah & Rumah Nusantara ini. Banyak yang sudah mengetrapkan budaya-budaya bangsa lain di Negri ini maka terjadilah Pembunuhan Karakter pada Budaya Lokal.
Pada sesi yang lain kami akan mecoba memperagakan beberapa contoh soal
yang saat ini mulai hilang : Permainan Nyai-nyai Putut, Sandingan Cok Bakal,
Energi Bulan Purnama dll, yang tidak bisa di jabarkan oleh teman-teman kami
dari Tradisi secara Ilmiah.
Ini menjadi tugas kita bersama untuk masuk pada pembuktian apakah pada
jaman Teknologi yang canggih ini unsur-unsur(formula) Tradisi masih relefan? Salah satu hasil dari
Seni Tradisi adalah membahagiakan Jiwa. [Malang, 8 Des 2009, Yongki Irawan, Cp:
0818384071]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar