beritaenak.wordpress.com |
Dari
Jakarta, Kompas (14 Feb 2013)- Seniman tradisi yang sudah
berusia lanjut membutuhkan tunjungan finansial untuk menopang hidup
sehari-hari. Mereka yang sebenarnya bisa menjadi sumber ilmu
pengetahuan ini luput dari perhatian banyak pihak.
Mereka
yang menggeluti seni tradisi dan kini sudah lanjut usia bukan berarti
tidak produktif lagi. Kadam (75), seniman tandak ludruk yang tinggal
di Malang, Jawa Timur misalnya, bukan tidak bisa lagi menari dan
menyanyi. Namun, seiring dengan semakin surutnya teater tradisional
itu, Kadam tidak banyak lagi diajak pentas.
Mbah
Munawi (94), maestro tari topeng Malangan yang piawai menarikan tokoh
Gunungsari, juga tidak aktif lagi pentas. Namun, ia masih hafal betul
dengan gerak tari topeng Gunungsari.
Pengetahuan
Mbah Munawi tentang tari topeng membuat ia dicari banyak murid yang
ingin belajar tari topeng, khususnya topeng Gunungsari. Munawi yang
tinggal di Lowokwaru, Malang, ini melatih menari di sanggar sejak
tahun 1927.
Kini,
hidup mbah Munawi serba kekurangan. Ia dan Kadam sama sekali tidak
pernah mendapatkan tunjangan dari pihak mana pun pada masa tuanya.
Yongki
Irawan, penasihat lembaga Kesenian Indrakila Malang, Rabu (13/2),
mengatakan, tunjangan pemerintah lebih terfokus kepada seniman yang
masih produktif, sementara nasib seniman tua tidak diperhatikan.
Musikolog
Rizaldi Siagian yang banyak bersentuhan dengan seniman tradisi
mengatakan, seniman tradisi yang sudah lanjut usia perlu kembali
diberdayakan, misalnya dengan menggali pengetahuan mereka. (IND)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar