Kamis, 14 Februari 2013

Menguak Situs dan Pengembangan Topeng Malang



www.museumwayang.com

Berbicara topeng Malangan, maka kita kembali ke masa lampau pada lokasi topeng Malang itu berkembang. Di Kota Malang ada sebuah dusun yang bernama Watu Kenong, terletak di Desa Polowijen, Kecamatan Blimbing. Di daerah tersebut terdapat situs peninggalan kerajaan Singosari yakni berupa piring-piring keramik Dinasti Shung dan Ming, patung, tembikar-tembikar kuno, pusaka keris/tombak dan batu bata yang berukuran sama dengan batu bata zaman Kerajaan Mojopahit, (ada yang masih berupa Fondasi pada penelitihan tahun 1980). Konon, ada patung Kendedes yang di bawa ke Belanda

Dari desa Polowijen tidak hanya ada peninggalan yang berupa material saja. Tapi lahir sebuah perkembangan tari Topeng Malangan yang sampai sekarang masih menjadi ikon khas budaya Kota/Kabupaten Malang. Dari desa tersebut muncul nama Mbah Reni, seorang maestro topeng Malangan. Terkait hal itu, dikuatkan juga penelitihan topeng Malang oleh sejarahwan Ong Hok Ham (Alm) selama kurang lebih 10 tahun (majalah Mutiara 26 Oktober 1982), dokumen tulisan ada pada penulis. Data lain juga berasal dari pengakuan beberapa maestro topeng Malangan Kik Tir (Alm) dari Desa Jabung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Pada tahun 1971, seorang guru tari dari SMKN 1 Surabaya bernama A.Munardi (Alm) juga mulai mengadakan penelitian tari topeng Malang di Desa Jabung. Ditambah lagi pengakuan Mbah Widji (alm). Beliau bercerita pada usia yang saat itu sudah akhil-balik tentang perjalanannya menjadi seorang seniman tari. Beliau menuturkan belajar tari topeng Malang kepada Mbah Reni, menurutnya drama tari topeng Malangan di bagi menjadi 3 wilayah yang masing-masing membawakan cerita yang berbeda-beda:
  1. Daerah Utara : membawakan cerita Mahabarata/Ramayana.
  2. Daerah Tengah : membawakan cerita Panji
  3. Daerah Selatan : membawakan cerita Menak


Pada saat usia beliau sudah 94 tahun, maka pada 1985 Dewan Kesenian Malang (DKM) memprakarsai pembuatan dokumentasi penelitian topeng Malang di Dusun Kopral, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang yang merupakan tempat tinggal Mbah Wiji, disana terdapat :
  1. Tiga topeng kuno; Topeng Klono, Gunung Sari, Patih. Yg diyakini buatan Mbah Reni ketiga topeng tersebut saat ini berada diwilayah Gunung Kawi, setiap bulan Suro topeng tersebut di Jamasin (dicuci/dimandikan)
  2. Satu set rapek kuno (pakaian tari topeng)
  3. Gamelan kuno (dari besi & guci)
Saat itu tim peneliti dari DKM juga dibuat kagum dengan energi & niat Mbah Wiji melestarikan drama topeng dalang Malangan. Ini dibuktikan oleh beliau yang berdiri saja masih butuh bantuan dari rekannya karena faktor usia. Beliau masih bisa dan mampu memberikan contoh-contoh gerakan tari topeng malangan bagai remaja berusia 35 tahun, sekaligus memimpin pagelaran drama topeng Malang. Beliau sendiri sebagai dalangnya yang biasa membawakan lakon: MANIMOYO (cerita menak).

Kembali berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh A.Munardi (alm). Pada 1975, Walikota Malang yakni Sugiono yang akrab dipanggil “ebes” menunjukan keperduliannya serta keberadaan tari topeng Malang dengan menggelar tari massal topeng Malang (Wirapati). Karya tersebut merupakan hasil penyusunan/kreografer A.Munardi (alm) yang mengambil dasar gerak tari topeng Klono & tari topeng Gunung Sari. Mandat pelaksanaan tari massal tersebut diberikan ke DKM dengan didukung sebanyak 500 penari dari murid-murid SMA & SMK se Kota Malang.

Pada tahun 1980 penulis mencoba untuk menyembatani dengan membuat rekaman gending iringan tari Malangan dibantu seniman Kota/Kabupaten Malang. Sebagai bagian dari pola pengembangan & pestarian tari Malangan di kemas dalam bentuk kaset agar mudah dicari oleh masyarakat di toko-toko kaset di Kota Malang dan sekitarnya.

Perjuangan panjang tersebut dapat kami rasakan manfaatnya di masyarakat sampai saat ini. Kaset Topeng Bapang produksi Jajabaya record RAA.Soeryo Adi Ningrat, dikenal sebagai orang yang mempopulerkan topeng malang pada tahun 1930. Beliau adalah seorang bupati yang segan melindungi topeng Malang dengan memperkerjakan para pemahat topeng Malang. Topeng Malang yang menjadi lagendaris antara lain karya Mbah Reni dari desa polowijen. Topeng-topeng karya Mbah Reni sangat indah menurut penulis. Masyarakat juga bisa menemuinya di museum Sono Budoyo Yogyakarta dan juga dikoleksi oleh pihak Mangkunegaran Solo.


Di Malang sendiri Topeng karya Mbah Reni sulit di dapatkan, bila masih ada sulit diketahui bahwa itu topeng karya Mbah Reni. Karena seringnya topeng tersebut dipakai pertunjukan-pertunjukan sehingga menyebabkan catnya memudar dan kemudian dicat kembali, itulah yang menyulitkan untuk diidentifikasi.
Satu-satunya topeng Klono buatan Mbah Reni masih ada pada anak keturunan Mbah Reni yang kemudian dianggap sebagai pusaka desa. Dalam perjalanannya, topeng tersebut telah berpindah-pindah pemilik. Terakhir, di tahun 1984 topeng tersebut ada pada seorang pemilik mebel. Tahap-tahap keindahan dari karya Mbah Reni dapat menjadi tolak ukur bagi seniman topeng sekarang dan mendatang. Sekarang Desa Polowijen & sekitarnya terkenal dengan sentral pengerajin mebel.

Wilayah yang masih dapat dilihat pertunjukan tari topeng di Kota Malang yaitu ada di Kecamatan Sukun, Klojen, Kedung Kandang, Blimbing & Lowokwaru. Sedangkan di Kabupaten Malang terdapat di Desa Jabung, Kecamatan Pakis; Desa Glagah Dowo, Kecamatan Tumpang; Desa Kedungmonggo Kecamatan Pakisaji; Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung; Desa Jambuwer; Kecamatan Kromengan, dsb.
Pada tahun 1984 DKM mengirimkan tim drama topeng Malang dalam temu karya topeng di Surabaya dengan lakon: RABINE BAPANG. Penulis juga mengkoleksi tulisan-tulisan tentang topeng malang dari beberapa pelaku seni.
Tari topeng Malangan

Seiring perjalanan waktu sampai dengan tahun 2011, tari topeng Malang sangat lambat perkembangannya di Masyarakat. Dibanding daerah lain di Jawa Timur seperti Banyuwangi, Madura, Ponorogo, Lamongan, Tulungagung, dsb. Pada tahun 2006 penulis mulai tergelitik dengan unen-unen Jawa, cipta, rasa, dan karsa. Dibarengi dengan jiwa seni tari, maka muncullah sebuah hasil untuk membuat VCD Pelajaran Tari Malangan guna mepercepat proses perkembangan dan pelestarian
seni tari Malangan. Semoga salah satu bentuk upaya ini dapat kembali mengenalkan seni tari Malangan di Masyarakat. [Yongki Irawan, 16 Nop 2011, Cp: 0818384071]










Tidak ada komentar:

Posting Komentar